
Perencana Keuangan (financial planner) independen dari QM Financial Ligwina Hananto di situsnya QMFinancial.com terang-terangan menegaskan bahwa ia tidak menyarankan untuk membeli asuransi unitlink karena struktur biaya produk unitlink yang besar. Biaya ini memotong premi yang dibayarkan oleh nasabah. Akibatnya dana hasil investasi yang dijanjikan kepada nasabah dan tertera di ilustrasi sangat jauh dibandingkan kenyataan. Apalagi jika polis ditutup kurang dari 5 tahun, nasabah bakal kecewa lebih dalam.
Penyebab utama banyak nasabah kecewa karena tidak mendapat penjelasan apa saja biaya yang dibebankan asuransi unitlink. Di sisi lain, kebanyakan (tidak semua) pihak penjual baik agen atau lembaga keuangan samar-samar atau kalau boleh dibilang agak menutupi angka-angka ilustrasi terutama hasil investasinya. Ciri khas ilustrasi produk asuransi unitlink adalah ada halaman hasil investasi dengan kolom jika hasil investasi rendah, sedang, dan tinggi. Rendah biasanya 3-5% per tahun, sedang 10-12% per tahun, dan tinggi 17-20% per tahun. Dalam proses penjualan biasanya nasabah akan diarahkan dan diyakinkan bahwa hasil investasi nantinya akan sesuai kolom tinggi.
Pada kenyataannya, hasil investasi unitlink bersifat fluktuatif. Tidak stabil/ konstan. Kadang rendah, kadang tinggi. Sedangkan kebanyakan nasabah memegang angka hasil investasi di ilustrasi sebagai hasil yang pasti. Setelah sekian tahun menjadi nasabah unitlink dan nasabah membandingkan hasil investasi di laporan polis dengan ilustras awal, hasilnya jauh panggang dari api. Angka hasil investasi di laporan jauh lebih kecil dibandingkan ilustrasi awal.
Di sisi lain struktur biaya polis asuransi unitlink bersifat pasti. Secara umum biaya tersebut terdiri dari biaya akuisisi selama 3-5 tahun, biaya pengelolaan polis setiap bulan selama menjadi nasabah, serta biaya asuransi (cost of insurance/COI) untuk membayar manfaat asuransinya. Untuk biaya asuransi tidak dibahas di sini karena besarnya sebanding dengan manfaat asuransi yang diberikan ke nasabah. Semakin banyak manfaat asuransi yang diambil, semakin besar biaya asuransinya.
Biaya akuisisi produk asuransi unitlink di tahun pertama berkisar 50-100%. Artinya jika nasabah tidak ada top up di tahun pertama, saldo di akhir tahun pertama hanya tinggal 20% atau bisa nol (tidak ada saldo). Di tahun ke 2 berkisar 50%, dan tahun ke 3 s.d 5 berkisar 5%.
Biaya pengelolaan polis juga cukup menggerus saldo. Pada saat artikel ini ditulis besarnya berkisar Rp 25rb – 40rb per bulan setiap bulan selama menjadi nasabah.
Biaya-biaya pasti di atas yang memotong saldo hasil investasi mungkin tidak begitu terasa jika premi bulanan nasabah cukup besar misalnya Rp 1 juta per bulan. Namun akan sangat terasa apabila premi di bawah Rp 500 ribu per bulan.
Sementara di lapangan, jumlah nasabah dengan premi di bawah 500 ribu per bulan adalah mayoritas.
Hasil investasi tidak pasti, sedangkan biaya-biaya/potongan bersifat pasti. Jika hasil investasi sedang rendah karena kondisi ekonomi yang buruk dan dikurangi biaya-biaya yang pasti di atas, maka hasilnya bisa ditebak: hasil investasi polis akan jeblok. Inilah yang banyak terjadi dan dialami oleh nasabah yang kecewa setelah ikut produk asuransi unitlink.
Bagi nasabah yang bisa membayar premi minimal Rp 1 Juta per bulan dan menginginkan beragam manfaat asuransi dan paham dengan plus minusnya, tidak mengapa mengambil produk asuransi unitlink.
Namun bagi Anda yang menginginkan hasil saldo yang sesuai ilustrasi, tidak dag dig dug melihat hasil investasi, anggaran bulanan terbatas, serta manfaat asuransi yang sesuai dengan tujuan ikut asuransi misalnya untuk dana pendidikan anak dan dana pensiun, produk asuransi tradisional (non unitlink) adalah pilihan yang lebih tepat.